“Katanya”
Terulang lagi dan lagi
Hal yang tak patut terjadi,
terjadi lagi
Anak yang tak berdosa
teraniaya lagi
Teraniaya oleh orang yang katanya dewasa dan mengasihi
Yang katanya penerus bangsa, ada di tangan anak
bangsa
Mana ? Oh, hanya katanya !
Disia-siakan bak bukan
apa-apa, iya
Dianiaya bak tak berguna,
iya
Ditipu, dipermainkan
kepolosannya, juga iya
Kekerasan anak merajalela
hingga mendunia
Yang dewasa yang berkuasa, katanya
Permainkan sesuka hati
mereka
Tak peduli apa yang
dianiaya rasa
Hey bung, anak-anak bukan
mainan !
Yang katanya dipanggil dewasa, memang hanya katanya
Mereka bahkan tak lebih
baik dari anak kecil yang tak tahu apa-apa
Anak-anak hadir untuk
disayang dan dijaga, mereka lah tunas bangsa
Hanya negeri konyol yang
mampu tertawa saat tunas bangsanya mulai mati tak berdaya
By,
santi sumardi (17 juni 2015)
0 komentar:
Posting Komentar